Matematikawan adalah seseorang yang bidang studi dan penelitiannya dalam bidang matematika. Istilah ini juga ditujukan kepada orang yang ahli ilmu Matematika. Sebagian orang percaya bahwa matematika telah dimengerti secara
keseluruhan, padahal masih banyak masalah yang belum terpecahkan.
Penelitian di berbagai bidang matematika terus berlangsung, dan penemuan
baru di matematika dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Banyak jurnal yang memang khusus untuk matematika dan banyak juga mengenai subjek yang mengaplikasikan matematika (misalnya ilmu komputer teoritis dan fisika teoritis).
Tidak seperti sains,
pada penelitian matematika secara umum tidak melakukan eksperimen. Di
matematika, kebenaran diturunkan dari kebenaran lain yang telah
diketahui sebelumnya. Kalaupun eksperimen dengan komputer dan data numeris terlibat, hasil akhir yang diharapkan adalah pembuktian teorema.
Berikut Matematikawan terkenal di dunia :
1.
Johannes Kepler (1571-1630)
J. Kepler |
Copernicus,
Tycho Brahe, Galileo dan Kepler adalah peletak dasar astronomi modern. Copernicus
adalah seorang biarawan (Katolik). Galileo adalah juga seorang Kristen
(Katolik) yang sungguh-sungguh walaupun pernah ada masalah soal "Teori
Heliosentris versus Teori Geosentris". Kepler telah mendapatkan
rumus-rumus yang masih dipakai sampai sekarang untuk meramalkan gerakan
planet-planet. Kepler mula-mula belajar teologi. Tetapi setelah 2 tahun ia pindah jurusan dan mempelajari astronomi. Pengaruh studi teologinya besar dalam
pernyataan- pernyataannya dibidang astronomi. Ia berkata bahwa ia selalu
berusaha memikirkan "Pikiran Allah" ("thinking God's thoughts
after Him"). Ia percaya secara harafiah Kitab Kejadian 1,2 mengenai
Penciptaan alam semesta dalam waktu enam hari. Dalam salah satu bukunya ia
menulis : "Since we astronomers are priests of the highest God in regard
to the book of nature, it befit us to be thoughtful, not of the glory of our
own minds, but rather, above all else, of the glory of God."( Terjemahan
bebasnya adalah sbb : "Karena kami, ahli astronomi adalah imam Allah yang
Maha Tinggi tentang buku alam semesta, sepatutnyalah kami memuliakan Allah, dan
bukan pikiran kami sendiri".)
2. Thales (Yunani,
624-546 SM)
Thales |
Thales
adalah seorang ahli filsafat. Pada zamannya seorang ahli filsafat mempelajari
matematika, astronomi, fisika dan ilmu pengetahuan alam. Thales lahir di Yunani
kemudian pergi ke Mesir untuk belajar. Ia mengukur tinggi piramida dengan
menggunakan pengertian kesebangunan dan meramalkan waktu peredaran matahari.
Tak heran jika ia disebut sebagai Bapak Awal Ilmu Matematika dan Astronomi.
Dalam sebuah cerita, di suatu malam ia berjalan sambil menatap bintang di
langit. Tiba-tiba ia terperosok masuk selokan. Seorang wanita budak yang sudah
tua melihat kejadian itu berkata kepadanya, "Tuanku, bila anda tidak dapat
melihat jalan bagaimana anda dapat menceritakan sesuatu tentang
bintang-bintang?"
3. Phytagoras (Yunani, 582-493 SM)
Phytagoras |
Meskipun
Phytagoras adalah seorang ahli filsafat namun ia juga mempelajari musik dan
ilmu-ilmu lain. Ia lahir di Yunani dan kemudian ke Mesir dan Babylonia untuk
belajar.Phytagoras terkenal dengan dalilnya yang menerangkan bahwa dalam suatu
segitiga siku-siku, kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi
lainnya. Segitiga siku-siku yang sisi-sisinya berbanding 3 : 4 : 5 merupakan
dasar dari dalil matematika untuk perhitungan sudut-sudut dalam segitiga a2 +
b2 = c2 dan pertama kali digunakan oleh para perentang tali di Mesir untuk
tanah dengan tali-tali bersimpul.
Menurut hikayat, ia menemukan dalil itu
ketika ia sedang mengamati susunan lantai bersegitiga di rumah salah seorang
temannya. Di lain cerita, ketika ia sedang melewati bengkel
pandai besi ia mendapat ide dari berbagai jenis suara yang dihasilkan oleh
pukulan martil. Bahwa semakin pendek pegangan martil semakin tinggi frekuensi
nada yang dihasilkan. Dengan menggunakan ide ini ia menciptakan jenis-jenis
kecapi dan seruling.
4. Euklides (Yunani,
Kira-kira 300 SM)
Euklides |
Euklides
menulis 13 jilid buku tentang geometri. Dalam buku-bukunya ia menyatakan
aksioma (pernyataan-pernyataan sederhana) dan membangun semua dalil tentang
geometri berdasarkan aksioma-aksioma tersebut. Contoh dari aksioma Euklides
adalah, "Ada satu dan hanya satu garis lurus garis lurus, di mana garis
lurus tersebut melewati dua titik". Buku-buku karangannya menjadi hasil
karya yang sangat penting dan menjadi acuan dalam pembelajaran Ilmu Geometri.
Bagi Euklides, matematika itu penting sebagai bahan studi dan bukan sekedar alat untuk mencari nafkah. Ketika ia memberi kuliah geometri pada raja, baginda bertanya, "Tak adakah cara yang lebih mudah bagi saya untuk mengerti dalam mempelajari geometri?". Euklides menjawab, "Bagi raja tak ada jalan yang mudah untuk mengerti geometri. Setiap orang harus berpikir ke depan tentang dirinya apabila ia sedang belajar".
Bagi Euklides, matematika itu penting sebagai bahan studi dan bukan sekedar alat untuk mencari nafkah. Ketika ia memberi kuliah geometri pada raja, baginda bertanya, "Tak adakah cara yang lebih mudah bagi saya untuk mengerti dalam mempelajari geometri?". Euklides menjawab, "Bagi raja tak ada jalan yang mudah untuk mengerti geometri. Setiap orang harus berpikir ke depan tentang dirinya apabila ia sedang belajar".
5. Archimedes (Yunani, 287-212 SM)
Archimedes
mempelajari matematika, fisika dan membuat banyak penemuan. Ia menemukan
prinsip tuas yang dapat menggerakkan benda berat hanya dengan sedikit usaha. Ia
memperagakan prinsip ini dengan menggerakkan kapal dengan memakai tuas.
Eucildes pun berkata, "Bila saya diberi sebuah tuas yang cukup panjang dan
titik penumpu, saya dapat menggerakkan bumi". Euclides menggunakan pengetahuan tentang kepadatan
untuk menemukan bahwa mahkota yang dibuat untuk raja tak dibuat dengan emas
murni. Ia juga mempelajari lingkaran dan menemukan rumus untuk keliling
lingkaran (2πr) dan luas lingkaran (πr^2). Dalam hikayat ketika Archimedes sudah tua, Yunani
dikalahkan oleh Romawi. Sewaktu serdadu musuh masuk ke dalam rumahnya dan di
kamar ia sedang mempelajari sebuah lingkaran yang digambarnya di lantai, ia
berteriak, "Jangan injak lingkaran saya!" Tapi serdadu itu tak
memperdulikan teriakan Archimedes malah menikammya sampai mati.
6. Rene Descartes (Perancis, 1596-1650)
Descartes mempelajari Matematika, Fisika, Politik
dan Filsafat. Ia adalah orang yang pertama kali menggunakan sistem dua atau
tiga bilangan seperti (A, B) atau (A, B, C) sebagai koordinat untuk
menggambarkan titik-titik pada suatu bidang atau dalam ruang. Dengan cara ini
pernyataan-pernyataan mengenai gambar-gambar dalam geometri tentang titik yang
dijabarkan oleh Euclides dapat diterjemahkan menjadi pernyataan-pernyataan yang
menyangkut bilangan.
Menurut hikayat, Descartes mendapat ide itu ketika sedang terbaring sakit di tempat tidur. Ia mengamati laba-laba yang berjalan di langit-langit dan kemudian turun dengan benangnya. Hal ini memberikan ide kepadanya untuk menyatakan titik-titik dalam ruangan dengan (A, B, C). Ia juga orang pertama kali yang menggunakan huruf-huruf abjad seperti a, b, c, ... , x, y, z untuk mewakili bilangan-bilangan. Ia pula orang pertama kali yang mengemukakan ide tentang bilangan negatif.
7. Blaise Pascal (Perancis, 1623-1662)
Blaise Pascal adalah seorang ahli matematika,
fisika, teologi sekaligus pujangga. Pascal menjadi sangat tertarik pada
matematika khususnya geometri ketika berumur 6 atau 7 tahun. Ketika itu ayahnya
menyingkirkan buku-buku matematikanya karena ia percaya bahwa anak kecil
seharusnya tidak mempelajari buku yang sedemikian sukar. Namun Pascal tetap
saja mempelajarinya secara sembunyi-sembunyi.
Saat berusia 12 tahun tanpa memperoleh bantuan orang lain ia menemukan bahwa jumlah semua sudut-sudut pada suatu segitiga selalu 180º. Ia memperlihatkan hal tersebut kepada ayahnya dan menerangkannya dengan jelas. Ayahnya demikian tertegun sampai akhirnya mengizinkan anaknya terus belajar matematika dengan bebas. Di saat berusia 19 tahun Pascal sudah menemukan suatu mesin hitung yang menggunakan roda-roda gigi. Dalam bidang fisika ia menemukan prinsip tentang tekanan dalam zat cair yang kemudian prinsip ini diabadikan sesuai dengan namanya. Ia juga meninggalkan suatu ungkapan yang terkenal, "Manusia adalah lalang yang lemah, akan tetapi ia adalah lalang yang berpikir".
8. Johann Carl Friedrich Gauss (Jerman, 1777-1885)
Menurut hikayat, Johann Gauss adalah seorang
jenius dalam aritmetika. Ketika ia berusia 9 tahun seorang guru menyuruh
murid-murid di kelasnya untuk menjumlahkan deretan bilangan 1 + 2 + 3 + ... +
40. Gauss hanya memerlukan waktu beberapa saat saja tanpa menuliskan sesuatu
apapun untuk memperoleh jawabannya yaitu 820. Ia mendapat jawaban dalam otaknya
dengan menyadari bahwa jumlah itu dapat dipikirkan penyelesaiannya sebagai
berikut: (1 = 40) + (2 + 39) + ... + (20 + 21) = 41 + 41 +...+41=41X20=820.
Ayah Gaus hanyalah seorang tukang batu dan tak sanggup memberikan pendidikan universitas kepadanya. Tetapi raja tertegun akan kemampuan Gauss muda dan raja bersedia membiayai pendidikannya. Kelak Gauss menjadi salah satu ahli matematika terkemuka di dunia. Ia juga banyak meninggalkan hasil karyanya dalam bidang astronomi, pengukuran tanah dan elektromagnetisme.
Itulah beberapa contoh dari matematikawan yang berasal dari berbagai negara di dunia.
Archimedes |
6. Rene Descartes (Perancis, 1596-1650)
Rene Descartes |
Menurut hikayat, Descartes mendapat ide itu ketika sedang terbaring sakit di tempat tidur. Ia mengamati laba-laba yang berjalan di langit-langit dan kemudian turun dengan benangnya. Hal ini memberikan ide kepadanya untuk menyatakan titik-titik dalam ruangan dengan (A, B, C). Ia juga orang pertama kali yang menggunakan huruf-huruf abjad seperti a, b, c, ... , x, y, z untuk mewakili bilangan-bilangan. Ia pula orang pertama kali yang mengemukakan ide tentang bilangan negatif.
7. Blaise Pascal (Perancis, 1623-1662)
B. Pascal |
Saat berusia 12 tahun tanpa memperoleh bantuan orang lain ia menemukan bahwa jumlah semua sudut-sudut pada suatu segitiga selalu 180º. Ia memperlihatkan hal tersebut kepada ayahnya dan menerangkannya dengan jelas. Ayahnya demikian tertegun sampai akhirnya mengizinkan anaknya terus belajar matematika dengan bebas. Di saat berusia 19 tahun Pascal sudah menemukan suatu mesin hitung yang menggunakan roda-roda gigi. Dalam bidang fisika ia menemukan prinsip tentang tekanan dalam zat cair yang kemudian prinsip ini diabadikan sesuai dengan namanya. Ia juga meninggalkan suatu ungkapan yang terkenal, "Manusia adalah lalang yang lemah, akan tetapi ia adalah lalang yang berpikir".
8. Johann Carl Friedrich Gauss (Jerman, 1777-1885)
J.C.F. Gauss |
Ayah Gaus hanyalah seorang tukang batu dan tak sanggup memberikan pendidikan universitas kepadanya. Tetapi raja tertegun akan kemampuan Gauss muda dan raja bersedia membiayai pendidikannya. Kelak Gauss menjadi salah satu ahli matematika terkemuka di dunia. Ia juga banyak meninggalkan hasil karyanya dalam bidang astronomi, pengukuran tanah dan elektromagnetisme.
Itulah beberapa contoh dari matematikawan yang berasal dari berbagai negara di dunia.
0 komentar:
Posting Komentar